Setelah sempat ditunda untuk mengambil keputusan atas virus corona di China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengambil sikap dengan melakukan rapat pada hari Kamis (31/1/2020) di Jenewa Swiss.
Langkah tersebut diambil setelah China melaporkan jumlah orang yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona melonjak cukup tinggi hingga mencapai 213 korban.
Selain jumlah korban yang terus bertambah, kekhawatiran lainnya adalah munculnya kasus virus corona di luar negeri ‘Tirai Bambu’, hingga artikel ini diterbitkan telah mencapai 21 negara yang mengkonfirmasi adanya coronavirus di negaranya.
Menurut Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, WHO berusaha untuk mencegah penyebaran virus corona ke berbagai negara khususnya negara yang mempunyai sistem kesehatan lemah.
“Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah,” kata Sekretaris Jenderal WHO tersebut dilansir dari Channel News Asia.
Selain itu, Dr Tedros juga mengatakan bahwa saat inilah waktu yang tepat untuk saling berpegang tangan mengatasi virus corona.
“Inilah waktunya untuk fakta, bukan ketakutan. Inilah waktunya bagi ilmu pengatahuan, bukan rumor. Saatnya tiba bagi solidaritas, bukan stigma,” serunya, menukil dari Sky News.
Atas keputusan WHO menentukan status darurat global terhadap virus corona ini semakin mempertegas agar masyarakat dunia tidak sembarangan mengunjungi tempat-tempat yang berbahaya khususnya ke China.
Akibatnya, banyak penerbangan langsung dari dan ke China dibatalkan sampai waktu yang belum ditentukan. Salah satu negara yang mengambil sikap ini adalah Israel, mereka dengan tegas melarang semua penerbangan dari China.
Sedangkan Rusia menutup pintu perbatasan yang ada di bagian timur dengan China untuk mencegah virus corona masuk ke negeri ‘Beruang Merah’ tersebut.
